Puisi Untuk Sahabat dan Teman
Puisi untuk sahabat di dedikasikan untuk sahabat yang selalu menghiasi hari-hari kita baik disaat senang maupun duka. Sahabat selalu setia menemani arah dan langkah yang tertempuh. Ibarat bintang malam, sahabat selalu menerangi masa-masa suram.
Sahabat lah yang tak lelah mendengar keluh kesah. Puisi untuk sahabat menuliskan beberapa ketulusan yang ada di dalamnya. Meskipun sebelum kita menemukan sahabat sejati, terkadang kita menemukan sahabat yang melukai dan terkadang ia pun berkhianat.
Sampai akhirnya kita menemukan sahabat yang benar-benar sahabat sejati. Puisi untuk sahabat bukanlah menceritakan kesempurnaan seorang sahabat tetapi lebih kepada bagaimana ia menempatkan diri pada posisi yang saling mengerti, saling memahami, dan tak melukai. Puisi untuk sahabat bercerita tentang malam-malam yang redup tanpa bintang kemudian karena hadirnya, setitik cahaya lilin pun seolah mengalahkan gelapnya deru sang malam.
Kenang…….Kenanglah Sahabat
Patah-patah tali merangkai hati
Mencelupkan duka dengan warna seadanya
Kau merasa kalah dalam sejumput pualam
Merindu gemintang di malam kelam
Saat jari ini mulai kaku membisu
Tak pernah kalah kau berenang temukan sang surya
Melawan hari tunaikan rasa sepi
Sahabat kau laksana lentera
Akan negeri dijauhan
Dan bermimpi tengah hari
Bersama di jejak kehidupan
Kita bicara dalam hening di malam sepi
Meskipun kita tau, perut kita sama tiada isinya
Kenang…..kenanglah sahabat
Teruskan, teruskan jiwa kita
Jangan kalah sahabat
Meskipun dunia meracun diri
Meskipun kelepak mentari tak lagi hangat kan nurani
--------------
Puisi untuk sahabat menghadirkan ruang emosi sejenak. Meskipun jika di ladenin hanya akan menimbulkan bulir-bulir air mata saja. Puisi untuk sahabat jelas melambangkan sebuah persahabatan yang tak pupus di berangus zaman. Meskipun mentari tak begitu bersahabat tapi sahabat sejati tetaplah akan meneduhkan dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ia punya. Sahabat sejati tak tak akan terganti, meskipun dalam kemarau terlampau panjang, meskipun anak-anak gembala yang sulingnya terpelanting di telan nafiri hari. Semoga puisi untuk sahabat diatas mewakili kerinduan kita akan sahabat sejati seperti di masa masa yang dulu.